Saat ku tapakan kakiku
Mataku hanya lurus menujunya
Entah apa yang membuatku cinta
Tapi ia tetap mengelakku
Lalu angin berhembus kencang
Berterbanganlah daun daun kering
Entah mengapa salju turun
Mendinginkan hatiku
Ku berlari menuju perapian
Hangat rasanya hehe
Kau datang tampa keinginan
Musim semi tiba kau beri ku sakura
Musim panas tiba kau beri ku salju
Senang rasanya didekatmu
Siapa dirimu
Entah mengapa kau engan menyebutnya
tapi saat ini ku berjanji
Selalu dan selalu menunggu mu
Semilir angin
Bila menghilang nanti
Tentu betul kau hanya sebuah angin
Angin yang menyejukan hidupku
Lihatlah bunga itu
Bermekaran layaknya tersenyum dalam
hanya sesaat tuk itu
Semua seakan bergerak berputar
TAK tersentuh hanya terlihat
Terlihat dalam jarak nan jauh
ENtau bagaimana bentuknya
Bisakah ku membiasakanya
Tampamu dalam mata ku
tanda tanya hati
haruskah ku melupakanmu?
saat kau jauh dan menghilang
saat ku telah mengabaikan
saat ku lelah melihatnya
haruskah ku menghilang?
seperti angin tak terlihat tapi
selalu terasa dan teringat tampa batas
yang tak terlihat
haruskah ku tersakiti dan terhianati?
seolah merespon hati yang sebenrnya
hanya diam tak jelas terungkap padam
haruskah ku mengingatmu?
tak terbayang perihnya lagi
mengundang api dalam hati tersayat seolah tertusuk duri
haruskah ku menunggu?
beribu pertanyaan nan dalam tak berdasar gelapnya malam
dalam siangku terus memendam sakit
yang tertanam amat bimbang
sudahlah.......
akan terungkap walau hanya diam
musim semi
engkaulah angin
fatamorgana hati
musim semi
Kemarin...
Seolah dunia seakan musim semi
Seakan berputar bagai hujan badai yang mengitari
Tak ingin rasanya brmadu kasih
saat terasa perih Kerikil kasar terasa tergores kulit
Sekejap nafas berhenti seolah rotasi terdiam semenit
Ya tuhan ampunilah dosa dendam padanya...
Bukanlah gumpalan darah pemberian yang terbayang
Tapi hanya sebuah kata kecil
janji itu terus bergulir
dan demi waktu ke waktu
Kata kecil itu selalu bergerak cepat Secepat pembulu darah
mengalir deras Menunggu karma
Rasakan getir perihku menggangu
hanya penjilat janji Mengemis
tuk melupakan Janji itu terus menembus
Berlututlah bukanlah maaf Seolah api di atas langit
bagai larfa menyelimuti bumi
Tapi hati selalu semi berguguran Sakura indah
entah dari mana Pikiran selalu kalah denganya
Alangkah hinanya ku anggap diri
Tapi sebesar apapun api
Walau jiwa membakar musim semi
itulah yang selalu mengobati
kamu
sebutir pasir
Tak ada sebutir pasir pun
yang ingin kau jatuh
Apalagi dendam yang terbakar
Itu persembunyian dibalik layar
Tak ada sebutir pasir pun
Melihatmu terluka
Krn matahri pasti besinar terang
Aku tetaplah aku
Hanya ingin berjalan lurus Menuju cahaya terang
itu Tpi kau membuat sgt indah
Tak ada sebutir pasirpun Ku membohong
Krn akan berlayar terbalik Bila kita melangkah bersama
Saat batas waktu tiba
Aku akan tersenyum melihatmu
Terang walau ku dikejauhan